Selasa, 31 Juli 2018

Sunariyah, KPM PKH Hebat Dibalik Kesuksesan Prestasi Anak-Anaknya


Rin Nanik, Pendamping Sosial saat kunjungan di rumah anak KPM PKH berprestasi M. Syafe'i 
Way Jepara, 31 Juli 2018. Syafei, begitu nama panggilannya. Seorang anak KPM PKH Desa Braja Sakti Kecamatan Way Jepara Lampung Timur, yang telah membuktikan kepada kita semua masyarakat Lampung khususnya Lampung Timur, bahwa keterbatasan ekonomi tidak menjadi penghalang untuk terus mengenyam Pendidikan tinggi dan berprestasi. Syafei menjadi salah satu bukti Eksistensi Program Keluarga Harapan (PKH), bukti bahwa PKH Komitmen untuk memutus rantai kemiskinan di Indonesia, mencerdaskan anak bangsa dan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan, kesehatan keluarga indonesia. Sehingga sudah selayaknya PKH menjadi program ungulan Pemerintah.

Muhammad Syafei (Nama lengkap Syafei), merupakan anak ke – 3 dari 4 bersaudara yang merupakan seorang putra pasangan Bapak Supandri dan ibu Sunariyah. Selama ini bapak Supandri bekerja apa saja (serabutan), mencari kelapa (dipanjat sendiri), terkadang menjadi tukang bangunan, ikut buruh mengecat genting dan buruh lainnya, namun semua ini beliau jalani dengan ikhlas dan semangat demi mendukung dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi ke empat putra dan putrinya. Beliau memiliki beberapa kambing peliharaan sebagai penopang kehidupan sehari- hari kelak. Sedangkan ibu Sunariyah adalah sesosok ibu yang luar biasa dan begitu hebatnya, meskipun tidak memiliki pekerjaan (Ibu Rumah Tangga Murni), namun beliau berusaha membantu suaminya dengan mengurus rumah tangga dan anak-anaknya secara baik.

Hal ini terlihat saat saya home visit ke rumah beliau, saya merasakan dan bisa melihat kehidupan keluarga yang Religi, sederhana, bersahaja (begitu hangat menyambut kedatanagan kami), karena kebetulan saya bersilaturrahmi beserta keluarga kecil saya. Tingkah laku dan gaya bicara mereka (bapak supandri sekeluarga dan anak-anaknya) begitu santun, sopan dan ramah, hal ini menunjukkan keberhasilan bapak Supandri dan ibu sunariyah telah berhasil memberikan pendidikan kepada anak-anaknya yang bersifat akademik maupun non akademik (salah satunya sisi mental sprirtual dan etika). Sungguh luar biasa.
Kesederhanaan keluarga Ibu Sunariyah dan Bapak Supandri

Bapak Supandri dan ibu Sunariyah memiliki 4 orang putra dan putri. Anak Pertama (Nama Puji Astuti)  Lulusan Bidik Misi Polinela masuk tahun 2010 dan lulus tahun 2013, Jurusan/ Prodi Kehutanan,  Memiliki segudang prestasi di buktikan banyaknya Piagam yang sudah diperoleh. Asal SMA N1 Way Jepara. Sekarang bertugas (dari dinas kehutanan lampung timur ) di propinsi Bengkulu  +  5 tahun s/d sekarang.

Anak kedua (Nama Dewi Nur Yulianti) Lulusan Bidik Misi Polinela Masuk tahun 2015 dan baru wisuda pada bulan april 2018, Jurusan/ Prodi Perkebunan. Asal SMK YPI Way Jepara. Memiliki segudang prestasi di buktikan banyaknya Piagam yang sudah diperoleh.

Anak ketiga (Nama Muhammad Syafei) Masuk Bidik misi Polinela tahun 2018, Jurusan/ Prodi Budidaya Perikanan. Asal SMA Muh 1 Way Jepara. Prestasi yang telah ditorehkan oleh Muhammad Syafei antara Lain : Sebagai petugas Paskibraka HUT RI ke 71 Kec. Way Jepara tahun 2016, Juara II Putra Dewasa dalam Lomba Tapak Suci di Purbolinggo tahun 2017, Peserta Gebyar lomba Sahabat Hizbul Wathan Lamtim Tahun 2017, Juara III LFPB Tk. SMA Se-Provinsi Lampung di SMKN 1 Metro tahun 2017, menjadi Mitra Korem 043/ Gatam tahun 2012, Peserta Kejuaraan Tapak Suci Inila CUP tahun 2014, dan sebagai Peserta Pelatihan Hafalan Al-Qur’an Metode Tikrar Tahun 2016
Sedangkan si bungsu Anak Ke empat (Nama Desi Nur Lailatul Fitriani), saat ini masih duduk di bangku sekolah di SMPN 1 Way Jepara Kelas 8.

Lebih lanjut bapak supandri mengatakan “ kami tidak bisa memberikan bekal harta kepada anak-anak kami, tapi kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan bekal ‘Ilmu’ (Pendidikan). Beliau berprinsip sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-qur’an (QS.[4]. An Nisaa‘: 9) 
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ
وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya:“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa’: 9)

Ayat-ayat sebelumnya berkaitan dengan masalah tanggung jawab orang dewasa terhadap generasi penerus yang bersifat materi. Dalam ayat 9 ini tersirat bahwa tanggung jawab terhadap keturunan, bukan hanya bersifat materi, tapi juga immateri seperti pendidikan dan pembinaan taqwa. (Pen.)

Subhanallah.
Ketika ngobrol dengan anak-anaknya, mereka mengatakan bahwa mereka bersemangat menempuh pendidikan, bahkan mereka ingin terus dapat melanjutkan pendidikan (jika ada rejekinya). Mereka sama sekali tidak pernah punya keinginan untuk ke luar negeri (sbg TKI) sebagaimana rekan-rekan mereka yang menjadi di TKI di Taiwan, Hongkong dan negara lainnya sejak lulus SMP, padahal mereka tinggal di lingkungan tetangga yg anaknya banyak ke mnjdi TKI.
Semoga dengan kisah inspirasi ini mampu menjadikan PKH khususnya dan keluarga Indonesia pada umumnya menjadi keluarga yang kuat, sehingga mampu mewujudkan negara yang  Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur Amiiin.  

Penulis: Rin Nanik, S.H.I Pendamping Sosial Kecamatan Way Jepara Kab.Lampung Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Temukan Saya