Rin Nanik, Pendamping Sosial saat kunjungan di rumah anak KPM PKH berprestasi M. Syafe'i |
Muhammad
Syafei (Nama lengkap Syafei), merupakan anak ke – 3 dari 4 bersaudara yang
merupakan seorang putra pasangan Bapak Supandri dan ibu Sunariyah. Selama ini
bapak Supandri bekerja apa saja (serabutan), mencari kelapa (dipanjat sendiri),
terkadang menjadi tukang bangunan, ikut buruh mengecat genting dan buruh
lainnya, namun semua ini beliau jalani dengan ikhlas dan semangat demi
mendukung dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi ke empat putra dan
putrinya. Beliau memiliki beberapa
kambing peliharaan sebagai penopang kehidupan sehari- hari kelak. Sedangkan ibu Sunariyah
adalah sesosok ibu yang luar biasa dan begitu hebatnya, meskipun tidak memiliki
pekerjaan (Ibu Rumah Tangga Murni), namun beliau berusaha membantu suaminya
dengan mengurus rumah tangga dan anak-anaknya secara baik.
Hal ini
terlihat saat saya home visit ke
rumah beliau, saya merasakan dan bisa melihat kehidupan keluarga yang Religi, sederhana, bersahaja (begitu
hangat menyambut kedatanagan kami), karena kebetulan saya bersilaturrahmi
beserta keluarga kecil saya. Tingkah laku dan gaya bicara mereka (bapak supandri
sekeluarga dan anak-anaknya) begitu santun, sopan dan ramah, hal ini
menunjukkan keberhasilan bapak Supandri dan ibu sunariyah telah berhasil
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya yang bersifat akademik maupun non
akademik (salah satunya sisi mental sprirtual dan etika). Sungguh luar biasa.
Kesederhanaan keluarga Ibu Sunariyah dan Bapak Supandri |
Bapak Supandri dan ibu Sunariyah memiliki 4 orang
putra dan putri. Anak Pertama (Nama Puji Astuti) Lulusan Bidik Misi Polinela masuk tahun 2010
dan lulus tahun 2013, Jurusan/ Prodi Kehutanan,
Memiliki segudang prestasi di buktikan banyaknya Piagam yang sudah
diperoleh. Asal SMA N1 Way Jepara. Sekarang bertugas (dari dinas kehutanan
lampung timur ) di propinsi Bengkulu +
5 tahun s/d sekarang.
Anak kedua (Nama Dewi Nur Yulianti) Lulusan Bidik
Misi Polinela Masuk tahun 2015 dan baru wisuda pada bulan april 2018, Jurusan/
Prodi Perkebunan. Asal SMK YPI Way Jepara. Memiliki segudang prestasi di
buktikan banyaknya Piagam yang sudah diperoleh.
Anak ketiga (Nama Muhammad Syafei) Masuk Bidik misi
Polinela tahun 2018, Jurusan/ Prodi Budidaya Perikanan. Asal SMA Muh 1 Way
Jepara. Prestasi yang telah ditorehkan oleh Muhammad Syafei antara Lain : Sebagai
petugas Paskibraka HUT RI ke 71 Kec. Way Jepara tahun 2016, Juara II Putra
Dewasa dalam
Lomba Tapak Suci di Purbolinggo tahun 2017, Peserta Gebyar lomba Sahabat Hizbul
Wathan Lamtim Tahun 2017, Juara III LFPB Tk. SMA Se-Provinsi Lampung di SMKN 1 Metro
tahun 2017, menjadi Mitra Korem 043/ Gatam tahun 2012, Peserta Kejuaraan Tapak
Suci Inila CUP tahun 2014, dan sebagai Peserta Pelatihan Hafalan Al-Qur’an Metode
Tikrar Tahun 2016
Sedangkan si
bungsu Anak Ke empat (Nama Desi Nur Lailatul Fitriani), saat ini masih
duduk di bangku sekolah di SMPN 1 Way Jepara Kelas 8.
Lebih
lanjut bapak supandri mengatakan “ kami
tidak bisa memberikan bekal harta kepada anak-anak kami, tapi kami akan
berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan bekal ‘Ilmu’ (Pendidikan). Beliau
berprinsip sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-qur’an (QS.[4]. An Nisaa‘: 9)
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ
تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا
اللَّهَ
وَلْيَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا
Artinya:“Dan
hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan
anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa’: 9)
Ayat-ayat sebelumnya berkaitan dengan masalah
tanggung jawab orang dewasa terhadap generasi penerus yang bersifat materi.
Dalam ayat 9 ini tersirat bahwa tanggung jawab terhadap keturunan, bukan hanya
bersifat materi, tapi juga immateri
seperti pendidikan dan pembinaan taqwa. (Pen.)
Subhanallah.
Ketika ngobrol
dengan anak-anaknya, mereka mengatakan bahwa mereka bersemangat menempuh
pendidikan, bahkan mereka ingin terus dapat melanjutkan pendidikan (jika ada
rejekinya). Mereka sama sekali tidak pernah punya keinginan untuk ke luar
negeri (sbg TKI) sebagaimana rekan-rekan
mereka yang menjadi
di TKI di Taiwan, Hongkong dan negara lainnya sejak lulus SMP, padahal mereka
tinggal di lingkungan tetangga yg anaknya banyak ke mnjdi TKI.
Semoga dengan kisah inspirasi ini mampu menjadikan PKH
khususnya dan keluarga Indonesia pada umumnya menjadi keluarga yang kuat,
sehingga mampu mewujudkan negara yang Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur Amiiin.
Penulis: Rin Nanik, S.H.I Pendamping Sosial Kecamatan
Way Jepara Kab.Lampung Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar